Industri keuangan menjadi salah satu sektor bisnis yang paling rentan terkena serangan siber. Data yang dikutip dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) pada tahun 2023 lalu telah terjadi sebanyak 160 juta anomali malware dan sebanyak 966.533 terindikasi ransomware. Industri keuangan menyimpan banyak sekali data maupun informasi penting milik nasabah, maka tak heran kalau industri ini sering menjadi target utama pelaku kejahatan siber.
Seiring dengan perkembangan teknologi, membuat serangan siber juga semakin kompleks dan meningkat setiap tahunnya. Dalam hal ini Perusahaan harus mengetahui cara menjaga privasi dan keamanan dalam dunia digital, salah satunya dengan melakukan evaluasi terhadap sistem informasinya. Termasuk industri jasa keuangan yang harus meningkatkan dan menjaga sistem keamanan, salah satunya dengan cara penetration testing.
Penetration testing atau pentest adalah serangan simulasi resmi yang dilakukan pada sistem komputer untuk mengevaluasi keamanannya. Penguji penetrasi akan menggunakan alat, teknik, dan proses yang sama dengan penyerang untuk menemukan dan mendemonstrasikan serangan. Pengujian penetrasi biasanya mensimulasikan berbagai serangan yang dapat mengancam bisnis. Mereka dapat memeriksa apakah suatu sistem cukup kuat untuk menahan serangan.
Baca juga : Perbedaan Penetration Testing dan Red Teaming dalam Keamanan Siber
Bagaimana Penetration Testing dapat Meningkatkan Keamanan?
Penetration testing sangat penting dilakukan oleh semua sektor bisnis terutama di tengah perkembangan teknologi yang semakin masif dan beragam. Berikut beberapa tahapan penetration testing atau cara penetration testing dalam meningkatkan keamanan dan mengidentifikasi potensi kerentanan dalam sistem:
- Perencanaan dan Persiapan
Tahap pertama yang perlu dilakukan dalam melakukan penetration testing adalah melakukan perencanaan dan persiapan dengan menentukan ruang lingkup, tujuan, dan aturan keterlibatan sebelum memulai penetration testing. - Pengumpulan Informasi
Kumpulkan informasi sebanyak mungkin tentang sistem atau aplikasi target sebelum melakukan pengujian. Hal ini dapat mencakup rincian tentang infrastruktur jaringan, sistem operasi, dan aplikasi. - Penilaian Kerentanan
Langkah ini melibatkan penggunaan alat otomatis atau teknik manual untuk mengidentifikasi kerentanan dan kelemahan dalam sistem atau aplikasi target. Setelah diidentifikasi, kelemahan dikategorikan berdasarkan kemungkinan eksploitasi. Hal ini membantu tim keamanan untuk memprioritaskan kerentanan yang harus diatasi terlebih dahulu. - Eksploitasi
Setelah Anda mengidentifikasi kerentanan keamanan, tindakan selanjutnya adalah mencoba memanfaatkannya. Disinilah peretas mendapatkan akses tidak sah atau melakukan tindakan jahat. Pada tahap ini, peretas mencoba mencuri data dan mencegat lalu lintas. - Pasca Eksploitasi
Jika penguji penetrasi berhasil mendapatkan akses yang tidak sah, mereka akan sering mencoba meningkatkan serangan di dalam jaringan untuk mendapatkan akses ke sistem tambahan atau data sensitif. - Pelaporan
Setelah menyelesaikan simulasi pelanggaran keamanan, penguji harus memberikan laporan terperinci yang menguraikan kerentanan yang teridentifikasi, data sensitif yang berhasil mereka akses, langkah-langkah yang diambil untuk mengeksploitasinya, dan rekomendasi solusi. Laporan ini juga akan mencakup jumlah waktu penguji dapat tetap berada di dalam sistem tanpa terdeteksi. - Perbaikan
Langkah terakhir adalah untuk mengatasi kerentanan yang teridentifikasi selama proses pengujian. Tim keamanan kemudian dapat membantu mengonfigurasi pengaturan sistem yang lebih kuat untuk membantu melindungi dari serangan di masa mendatang dan meningkatkan postur keamanan secara keseluruhan.
Baca juga : 6 Langkah Efektif Membuat Statement of Applicability Sesuai ISO 27001
Hubungi Kami
Segera diskusikan kebutuhan Konsultansi dan Pendampingan Sertifikasi Sistem Manajemen Perusahaan Anda bersama SMI Konsultan