Dalam era digital yang semakin maju, Distributed Denial-of-Service (DDoS) menjadi salah satu ancaman serius bagi banyak organisasi yang bergantung pada infrastruktur online. Ancaman ini merupakan salah satu jenis serangan siber yang cukup populer digunakan oleh peretas dan dapat dengan mudah menyerang website. DDoS mempunyai konsep sederhana jika dibandingkan dengan jenis serangan siber lainnya. Serangan ini ditujukan untuk membuat lalu lintas server berjalan dengan beban yang berat sampai tidak bisa lagi menampung koneksi dari user lain (overload).
Pengertian Distributed Denial-of-Service (DDoS)
Apa itu DDoS? Distribute Denial-of-Service atau DDoS adalah salah satu serangan siber yang melibatkan beberapa perangkat online yang terhubung (secara kolektif dikenal sebagai botnet) yang digunakan untuk membanjiri situs web target dengan lalu lintas palsu. Tidak seperti jenis serangan siber lainnya, serangan DDoS tidak berusaha menembus batas sistem keamanan. Sebaliknya, serangan DDoS bertujuan untuk membuat situs web dan server Anda tidak tersedia bagi pengguna yang sah.
Serangan DDoS dapat terjadi dalam serangan singkat atau serangan berulang, tetapi bagaimanapun juga dampaknya pada situs web atau bisnis dapat berlangsung selama berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan. Hal ini dapat membuat DDoS sangat merusak sistem pertahanan keamanan mana pun. Dampak serangan DDoS dapat menyebabkan hilangnya pendapatan, mengurangi kepercayaan konsumen, kerugian finansial yang besar, dan menyebabkan kerusakan reputasi jangka panjang.
Baca juga : Perbedaan Penetration Testing dan Red Teaming dalam Keamanan Siber
Bagaimana Cara Kerja DDoS?
Serangan DDoS dilakukan dengan cara mengirimkan sejumlah besar permintaan data ke server target dalam waktu yang singkat. Hal ini membuat server tersebut menjadi kelebihan beban dan tidak dapat merespons permintaan dari pengguna yang sah. Penyerang dapat menggunakan berbagai metode untuk melancarkan serangan DDoS, termasuk menggunakan botnet (jaringan komputer yang telah diretas), memanfaatkan celah keamanan pada perangkat lunak, atau mengirimkan lalu lintas palsu yang direkayasa.
DDoS dapat menyerang dengan cara:
- Protocol attack
Serangan ini dilakukan dengan membuat penggunaan perangkat jaringan ataupun sumber daya server seperti firewalls yang melebihi kapasitas.
- Application attack
Serangan dengan mengeksploitasi layer 7 pada sistem keamanan dimana layer ini bertujuan untuk merespon serta menerima http request dan memuat halaman website.
- Volumetric attack
Cara ini menjadi serangan DDoS yang paling umum dan banyak digunakan oleh peretas, nantinya peretas akan menggunakan botnet guna membanjiri bandwidth server maupun website dengan lalu lintas dalam jumlah besar.
Baca juga : Apakah Penetration Testing ‘Dibutuhkan’ dalam Implementasi ISO 27001?
Cara mengatasi Distributed Denial-of-Service (DDoS Attack)
Berikut beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengatasi serangan distributed denial-of-service (DDoS):
- Melakukan identifikasi serangan
- Memperkuat parameter network
- Memperbesar bandwith
- Meningkatkan Kapasitas Sumber Daya Server
- Melakukan Monitoring Traffic
- Gunakan Layanan Proteksi DDoS
- Membatasi Akses IP
- Gunakan CDN atau Content Delivery Network
- Jangan menggunakan Protokol Koneksi Terbuka
- Menggunakan Firewall yang Kuat
Baca juga : Pengertian dan Tujuan Internal Audit ISO 27001:2022
Hubungi Kami
Diskusikan kebutuhan konsultansi dan pendampingan sertifikasi Anda bersama kami. Kami siap membantu Anda.