Dengan meningkatnya insiden serangan siber pada organisasi di seluruh dunia, langkah-langkah mitigasi sangat penting agar dapat terlindung dari ancaman siber yang beragam. Di Indonesia, kasus serangan siber masih menjadi perhatian serius. Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional mencatat bahwa pada tahun 2023 Indonesia telah mengalami sekitar 2.200 serangan siber anomali setiap menitnya.
Dalam upaya meningkatkan keamanan sistem, tidak ada cara yang lebih efektif daripada melakukan simulasi serangan langsung terhadap sistem keamanan yang ada. Metode untuk meningkatkan keamanan ini meliputi penetration testing dan red teaming. Baik penetration testing maupun red teaming bertujuan untuk mengidentifikasi kerentanan dalam sistem keamanan dan menguji kekuatannya dalam menghadapi serangan siber. Namun, dibalik persamaanya terdapat perbedaan antara keduanya.
Baca juga : Apakah Penetration Testing ‘Dibutuhkan’ dalam Implementasi ISO 27001?
Apa itu penetration testing?
Penetration Testing, atau yang sering disebut sebagai Pentest, adalah proses simulasi serangan siber yang dilakukan oleh pihak internal atau eksternal untuk mengidentifikasi kelemahan dalam sistem, aplikasi atau jaringan organisasi. Penetration testing berfokus pada penilaian jaringan, sistem, aplikasi web, perangkat seluler, dll. Tujuannya adalah untuk mengeksplorasi titik lemah yang dapat dimanfaatkan oleh penyerang untuk memasuki atau merusak sistem. Selain itu juga untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin kerentanan pada sistem keamanan. Dalam proses ini pentester akan berusaha mengidentifikasi dan mengeksploitasi kerentanan yang ditemukan untuk menilai tingkat risiko serangan siber.
Pentest biasanya dilakukan dengan skenario yang telah ditetapkan sebelumnya, di mana tim yang melakukan tes berupaya untuk menembus pertahanan keamanan organisasi. Hal ini mencakup pemindaian jaringan, pencarian celah keamanan dan mencoba teknik serangan seperti serangan phishing atau eksploitasi kerentanan. Keuntungan utama dari Pentest adalah dapat memberikan wawasan langsung tentang kelemahan yang ada dalam lingkungan organisasi. Namun, Pentest cenderung fokus pada kelemahan yang sudah diketahui sebelumnya dan mungkin tidak mencerminkan serangan nyata yang mungkin terjadi.
Baca juga : Implementasi ISO 27001 untuk Mencegah Malware APK Berbahaya
Apa itu Red teaming?
Red Teaming adalah pendekatan yang lebih realistis untuk menguji keamanan organisasi. Red Team adalah tim independen yang melakukan serangan siber simulasi lengkap dengan tujuan menemukan dan mengekspos kelemahan serta merencanakan serangan yang meniru taktik, teknik, dan prosedur penyerang nyata. Salah satu keunggulan utama dari Red Teaming adalah memberikan gambaran yang lebih menyeluruh tentang kemampuan organisasi dalam menghadapi serangan siber yang kompleks dan realistis. Hal ini juga dapat membantu organisasi untuk memperbaiki kelemahan tidak hanya dalam teknologi saja, tetapi juga dalam budaya keamanan dan pemahaman tentang ancaman secara keseluruhan.
Red teaming tentu berbeda jika dibandingkan dengan penetration testing. Red teaming akan mencoba untuk melakukan pendekatan dari perspektif serangan dunia nyata untuk mengevaluasi bagaimana tim keamanan organisasi akan merespons berbagai ancaman yang mengancam. Red teaming berfokus pada tujuan dan berusaha mendapatkan akses ke sistem dan informasi sensitif.
Perbedaan utama antara Red Teaming dan Pentest adalah dalam lingkup dan kompleksitas serangannya. Red Teaming tidak hanya mencari kelemahan teknis, tetapi juga mengevaluasi aspek manusia, kebijakan, dan prosedur dalam organisasi. Red Team mencoba untuk menemukan celah dalam semua aspek pertahanan, termasuk teknologi, manusia, dan proses.
Baca juga : Peran Penting Gap Analysis dalam Implementasi ISO 27001:2022
Perbedaan penetration testing dan red teaming dalam Keamanan Siber
Baik Penetration Testing maupun Red Teaming merupakan alat yang berguna untuk meningkatkan keamanan informasi suatu organisasi. Pentest memberikan wawasan mendalam tentang kelemahan teknis yang spesifik, sedangkan Red Teaming memberikan evaluasi menyeluruh tentang kesiapan organisasi dalam menghadapi serangan siber yang realistis.
Baca juga : Menjamin Kualitas Informasi dengan ISO 27001
Hubungi Kami
Segera diskusikan kebutuhan Konsultansi dan Pendampingan Sertifikasi Sistem Manajemen Perusahaan Anda bersama SMI Konsultan